My life @alfiaayu blog

plan,action,tawakal

{Muhasabah diri} Memaknai Belajar dan IPK

By 11.28 , , , , ,



Belajar sebuah kata sederhana yang setiap orang pasti memahasi maknanya, sebuah kata sederhana yang memiliki penggambaran jika dijalankan akan memberikan dampak "upgrading" diri, sejak lahir setipa manusia mulai diperkenalkan dengan yang namanya belajar. belajar berjalan, belajar naik sepeda, belajar beradaptasi, belajar bersosialisasi hingga diperkenalkan dengan makna belajar dalam dunia pendidikan formal

Sejak TK aku percaya setiap individu telah dibekali cara belajar baik melalui bimbingan pribadi orangtua ataupun melalui kursus begitupula saat SD, SMP, SMA  hingga Perguruan tinggi, tapi entah kenapa diriku pribadi merasakan semakin berada di tingkatan tinggi sistem belajar ku semakin tidak terstruktur, dulu di saat SMA buku terbagi secara rapi per mata pelajaran, buku referensi selalu terlengkapi disetiap materi tak lupa juga buku tambahan lain nya juga ku miliki koleksinya.begitupun dengan waktu belajar, setiap malam tak akan lupa mengerjakan PR , pagi pasti mengulang materi demi bisa menjawab quis dikelas 

Berbeda ketika aku berada di perguruan tinggi, setiap harinya hanya ada 1 buku binder dengan bejibun materi yang berbeda beda, buku catatan campur aduk jadi satu, buku paket referensi hanya sebagian koleksi pribadi dan sisanya pinjamlah di perpus, waktu belajar sangatlah minim karena kesibukan organisasi yang tak kunjung usai apalagi ditambah posisi BPH  yang sangatlah menguras otak dan tenaga, tapi.. setiap pembagian KHS (Kartu Hasil Studi) pasti mengharapkan nilai A bahkan A+ dengan asumsi "dosennya baik kok" "dosennya biasanya kasih nilai A" dan asumsi eksternal lainya, tapi ketika ternyata hasil KHS tak seperti yang diharapkan. kecewa ? marah? sepertinya tak perlu jika tanpa dibarengi dengan intropeksi diri

ya , iya itulah kesalah kesalahanku/mu beberapa semester ini, hingga akhirnya bermuhasabah diri lah hal yang diperlukan, meskipun biasanya 'Urf berlaku seperti itu "nilai baik=dosen baik" tapi coba kita pikir lebih panjang lagi ,sampai kapan terus mengikuti kebiasaan? sampai kapan kuliah hanya berpatokan dengan KHS? sampai kapan berasumsi "gampang kok makul itu" , "belajar itu waktu presentasi aja" ataupun asusmsi lainnya yang sesungguhnya tak seharusnya kita berpikiran seperti itu

Yuk intropeksi diri , mulai maknai kembali apa arti belajar dan apa arti IPK, mungkin memang dilingkungan kali ini IPK bagus begitu mudah dicapai, tapi apakah dengan terus terusan seperti ini kita akan mampu bersaing di dunia luar, apakah hanya dengan mengandalkan "dosen baik=IPK bagus" akan membuat kita berbangga diri, coba pikirkan kembali betapa banyak teman seusia kita diluar sana begiru ingin kuliah, begitu ingin mengembangkan diri, tapi apadaya akses tak menjangkau, keuangan tak tercukupi, kesempatan tak ada, sedangkan kita yang telah Allah ijinkan untuk belajar hanya begitu saja mengesampingkan materi kuliah, berharap IPK baik tapi tak pernah mengoreksi faktor internal (kemauan belajar), IPK jelek dosen yang disalahkan

Jika berbicara fakta diberbagai kampus,memang tak menutup mata ada beberapa dosen yang "mahal nilai" belajar sekuat apapun nilainya ya gitu gitu aja, tapi percayalah tak semua dosen seperti itu, semua tetap harus kembali ke diri sendiri. masih ingat kan makna "Usaha tidak menghianati hasil" ?
ya itu memang benar adanya tak hanya sekedar kata kata. 

Mulai benahi sistem belajar yang biasanya buku bercampur aduk, mulai tata dengan rapi beri batasan yang jelas antar materi, yang biasanya PPT hanya sebagai bahan presentasi, mulailah telaah dan pahami per slide nya, bandingkan antar referensi buku lain, yang biasanya buku tak pernah beli, sesekali belilah entah fotocopy, beli bekas, preloved dari kakak tingkat,dll entah kenapa ketika buku itu milik pribadi rasa semangat belajar akan lebih muncul , kemudian yang biasanya waktu jeda hanya untuk bermain hp atau cuma ngobrol kanan kiri, mulailah sisihkan setengah waktu untuk mengulas kembali materi, karena sistem belajar yang baik adalah mempelajari sebelum dan sesudah materi dibahas, begitupula saat dikelas mulailah lebih kritis menanggapi suatu topik diskusi beri tanggapan pemateri berdasarkan real case atau teori dari berbagai sumber dan yang terpenting jangan pernah lupa masalah etika, karena akan percuma jika pintar tapi tak ber-etika, karena sesungguhnya dalam islam telah diajarkan betapa pentingnya sikap etika yang baik, baik untuk orang yang lebih tua, teman sejawat atau lingkungan sosial.

InsyaAllah jika kita mau merubah apa yang salah apa yang kurang menjadi lebih baik lagi, Allah akan memperbaiki semuanya karena “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11 

yuk  mulai benahi diri, meskipun memang semakin sulit membagi waktu ditengah padat nya aktifitas organisasi atau sosial lainnya, tapi tetap meskipun jatah belajar dikelas hanya 25% tapi itu tetaplah sebuah kewajiban, bukankah memang semakin tinggi pohon makin besar pula anginnya, tetaplah semangat menimba ilmu bukan sekedar pengoleksi IPK semu, jangan pernah lupa berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT lewata tahajjud , dhuha  serta faedah puasa senin kamis, seperti akta salah satu dosennku " Kalau lagi jadi mahasiswa rajin rajinlah tirakat" sesungguhnya orangtuamu pasti menginkan anaknya diwisuda dengan nilai terbaik (atas hasil usahanya sendiri)

-Curahan hati mahasiswa semester tengah setelah pengisian KRS-


You Might Also Like

0 komentar