Assalamualaikum Malaysia.
Masjid Putra Jaya Malayasia -Foto koleksi pribadi |
Berbicara masalah mimpi seperti menghitung sebuah angka,
tiada habisya. Begitupun aku bermimpi adalah cara ku memberikan semangat dalam
setiap detik hidupku. Puluhan mimpi telah aku tulis di dalam note kecil catatan
mimpiku. Dengan bekal percaya dan doa satu persatu mulai Allah ijinkan mimpi
itu terwujud. Salah satunya menginjakkan kaki ke negara seberang
Keinginan
pergi keluar negeri telah lama aku miliki. Namun beberapa kendala membuatku
merasa berat merealisasikan mimpi itu. Bukan hanya masalah finansial tetapi
lebih kepada ijin orang tua. Yups memang aku anak tunggal namun aku merasa
cukup berani untuk melakukan solo travelling. Tapi keyakinan itu tidak serta
merta membuat orangtua ku juga yakin untuk mengijinkanku pergi keluarnegeri
sendiri
Orangtuaku
pernah mengatakan akan mengijinkanku keluar negeri jika memang ada sebuah event
yang diijinkan langsung dari kampus. Menurutku ini peluang namun juga
tantangan. Peluang untuk ku mendapatkan ijin dan tantangan untuk aku meraih event internasional
tersebut. Namun meski cukup berat aku tetap memillih untuk melalui tantangan
itu.
Aku
berproses, Juli 2017 ku mencoba memberanikan diri mendaftar ke sebuah acara di
Malaysia. SIngkat cerita aku pun diterima di event tersebut. Namun karena aku
belum memahami sistem pembayarannya. Aku baru mengetahui jika event ini “self-funded”
dan jika dihitung bisa memakan biaya yang lumayan besar. Meskipun passport sudah
proses untuk dibuat mau tidak mau aku mengurungkan untuk berangkat.
Tetapi
ini tidak membuatku patah arang, Impian untuk aku ke luar negeri minimal
Malaysia semakin hari semakin besar. Terkadang sering kali di setiap selesai
sholat aku membawa passport untuk aku dekap dan aku kirim doa. Aku berharap passport
yang aku buat di tahun 2017 tidak sekedar menjadi passport kosong. Maret 2018
aku mencoba lagi untuk mengikuti event Internasional.
Di tahun 2018 ini aku juga telah
bergabung dengan Uinsa student Forum sebagai Mentee chapter 3. Seperti apa kata
pepatah “Berkumpullah dengan orang penjual minyak wangi supaya kau tertular
wanginya” . Dengan harapan inilah aku bergabung dengan Uinsa Stident Forum yang
memang konsen ke bidang kepemudaan dan Exchange. Usaha ku ini benar adanya,
tepat di bulan Maret tanpa sengaja aku melihat post instagram teman sesama mentee
tentang Internasional event yang akan diadakan di Malaysia. Post ini seperti
memberi harapan besar untukku.
Aku baru mengetahui informasi
tersebut tepat H-1 pendaftaran. Tanpa pikir panjang aku langsung menghubungi
temanku dan menanyakan berbagai persyaratan. Ternyata pendaftaran akan berakhir
malam itu juga atau lebih tepatnya 5 jam lagi pendaftaran ditutup. Aku mencoba
tenang , aku ambil air wudhu kemudian aku menunaikan sholat istikhra’ untuk
mengambil sebuah keputusan. Setelah sholat entah mengapa aku menjadi semakin
yakin untuk berjuang. aku mulai mengkontak semua temanku untuk pinjam intenet
banking karena pada saat itu saldo di ATM ku kosong dan tidak bisa pinjam ATM papa
sedang berada diluar kota. Alhamdulillah ada salah satu teman (Mbak Widia)
memiliki internet banking yang bisa dipinjam.
Setelah proses pendaftaran aku berusaha menyusun strategi
untuk bahan video yang merupakan syarat seleksi dan untung saja ada tenggat
waktu 7 hari kedepan pengumpulan video. Pada saat itu aku berhasil meminta
tolong ke temanku (Mbak Fillah yang memang ahli dibidang video) .
Alhamdulillahj proses panjang pembuatan video yang bertemakan ekonomi dan islam
berhasil selesai dalam waktu 4 hari. Ditambah bantuan berbagai saran dari
Ms.Zia dan Bang dika yang memang mentor di Uinsa Student Forum dalam mengoreksi
naskah video yang aku buat.
Beberapa minggu setelah video terkirim aku mendapat pesan
lolos ketahap selanjutnya yaitu interview yang bisa dilakukan by phone. Di
proses ini cukup menantang bukan karena materinya tetapi karena waktu ku
interview by phone sama persis dengan waktu ku presentasi. Perjuangan ini yang
membuatku sangat menghargai proses. Keriwehan itu benar terjadi adanya 15 menit
setelah aku melakukan pemaparan presentasi hp ku berbunyi dan sial nya lagi
ternyata telfon dilkakukan via whatssapp yang notaben nya pada saat itu gedung
fakultasku benar benar minim sinyal. Berkali kali aku ijin ke bapak dosen untuk
mengangkat telfon di luar kelas dan berkali kali pula telfon itu tidak
tersambung. Sedih rasanya saya benar benar tidak mau gagal di proses itu hanya
karena kendala teknis. Saya terus bersholawat “Lā
haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil azhīmi” setelah mencoba berkali kali
telfon ternyata telfon kali ini tersambung dan dengan sedikit terengah karena
harus lari lari mencari sinyal aku melakukan interview.
Beberapa setelah interview.
Akhir Maret 2018 pengumuman 10 besar lolos dirilis pada website iicc.co.id
Allahualam ini jalan Allah. USAHA TAK PERNAH MENGHIANATI HASIL. Aku dinyatakan
lolos dengan kategori “full-funded” syukur tiada henti aku ucapkan. Impianku yang
selama ini aku rasa berat akhirnya terwujud. Aku benar benar percaya kekuatan
doa , impian dan usaha. Semua tak pernah berkhianat selama berserah diri pada
Allah. Akhir April 2018 dengan ijin Allah aku menginjakkan kaki untuk pertama
kalinya di luar negeri yaitu Malaysia bersama program IICC.
Bersama Mahasiswa USIM-Foto koleksi pribadi |
USIM -Foto koleksi pribadi |
IIUM - Foto koleksi pribadi |
0 komentar