My life @alfiaayu blog

plan,action,tawakal

Assalamualaikum Malaysia.

By 11.55 , , , ,


           
Masjid Putra Jaya Malayasia -Foto koleksi pribadi
 
          Berbicara masalah mimpi seperti menghitung sebuah angka, tiada habisya. Begitupun aku bermimpi adalah cara ku memberikan semangat dalam setiap detik hidupku. Puluhan mimpi telah aku tulis di dalam note kecil catatan mimpiku. Dengan bekal percaya dan doa satu persatu mulai Allah ijinkan mimpi itu terwujud. Salah satunya menginjakkan kaki ke negara seberang
                Keinginan pergi keluar negeri telah lama aku miliki. Namun beberapa kendala membuatku merasa berat merealisasikan mimpi itu. Bukan hanya masalah finansial tetapi lebih kepada ijin orang tua. Yups memang aku anak tunggal namun aku merasa cukup berani untuk melakukan solo travelling. Tapi keyakinan itu tidak serta merta membuat orangtua ku juga yakin untuk mengijinkanku pergi keluarnegeri sendiri
                Orangtuaku pernah mengatakan akan mengijinkanku keluar negeri jika memang ada sebuah event yang diijinkan langsung dari kampus. Menurutku ini peluang namun juga tantangan. Peluang untuk ku mendapatkan ijin dan tantangan  untuk aku meraih event internasional tersebut. Namun meski cukup berat aku tetap memillih untuk melalui tantangan itu.
                Aku berproses, Juli 2017 ku mencoba memberanikan diri mendaftar ke sebuah acara di Malaysia. SIngkat cerita aku pun diterima di event tersebut. Namun karena aku belum memahami sistem pembayarannya. Aku baru mengetahui jika event ini “self-funded” dan jika dihitung bisa memakan biaya yang lumayan besar. Meskipun passport sudah proses untuk dibuat mau tidak mau aku mengurungkan untuk berangkat.
                Tetapi ini tidak membuatku patah arang, Impian untuk aku ke luar negeri minimal Malaysia semakin hari semakin besar. Terkadang sering kali di setiap selesai sholat aku membawa passport untuk aku dekap dan aku kirim doa. Aku berharap passport yang aku buat di tahun 2017 tidak sekedar menjadi passport kosong. Maret 2018 aku mencoba lagi untuk mengikuti event Internasional.
Di tahun 2018 ini aku juga telah bergabung dengan Uinsa student Forum sebagai Mentee chapter 3. Seperti apa kata pepatah “Berkumpullah dengan orang penjual minyak wangi supaya kau tertular wanginya” . Dengan harapan inilah aku bergabung dengan Uinsa Stident Forum yang memang konsen ke bidang kepemudaan dan Exchange. Usaha ku ini benar adanya, tepat di bulan Maret tanpa sengaja aku melihat post instagram teman sesama mentee tentang Internasional event yang akan diadakan di Malaysia. Post ini seperti memberi harapan besar untukku.
Aku baru mengetahui informasi tersebut tepat H-1 pendaftaran. Tanpa pikir panjang aku langsung menghubungi temanku dan menanyakan berbagai persyaratan. Ternyata pendaftaran akan berakhir malam itu juga atau lebih tepatnya 5 jam lagi pendaftaran ditutup. Aku mencoba tenang , aku ambil air wudhu kemudian aku menunaikan sholat istikhra’ untuk mengambil sebuah keputusan. Setelah sholat entah mengapa aku menjadi semakin yakin untuk berjuang. aku mulai mengkontak semua temanku untuk pinjam intenet banking karena pada saat itu saldo di ATM ku kosong dan tidak bisa pinjam ATM papa sedang berada diluar kota. Alhamdulillah ada salah satu teman (Mbak Widia) memiliki internet banking yang bisa dipinjam.
Setelah proses pendaftaran aku berusaha menyusun strategi untuk bahan video yang merupakan syarat seleksi dan untung saja ada tenggat waktu 7 hari kedepan pengumpulan video. Pada saat itu aku berhasil meminta tolong ke temanku (Mbak Fillah yang memang ahli dibidang video) . Alhamdulillahj proses panjang pembuatan video yang bertemakan ekonomi dan islam berhasil selesai dalam waktu 4 hari. Ditambah bantuan berbagai saran dari Ms.Zia dan Bang dika yang memang mentor di Uinsa Student Forum dalam mengoreksi naskah video yang aku buat.
Beberapa minggu setelah video terkirim aku mendapat pesan lolos ketahap selanjutnya yaitu interview yang bisa dilakukan by phone. Di proses ini cukup menantang bukan karena materinya tetapi karena waktu ku interview by phone sama persis dengan waktu ku presentasi. Perjuangan ini yang membuatku sangat menghargai proses. Keriwehan itu benar terjadi adanya 15 menit setelah aku melakukan pemaparan presentasi hp ku berbunyi dan sial nya lagi ternyata telfon dilkakukan via whatssapp yang notaben nya pada saat itu gedung fakultasku benar benar minim sinyal. Berkali kali aku ijin ke bapak dosen untuk mengangkat telfon di luar kelas dan berkali kali pula telfon itu tidak tersambung. Sedih rasanya saya benar benar tidak mau gagal di proses itu hanya karena kendala teknis. Saya terus bersholawat “Lā haula wa lā quwwata illā billāhil 'aliyyil azhīmi” setelah mencoba berkali kali telfon ternyata telfon kali ini tersambung dan dengan sedikit terengah karena harus lari lari mencari sinyal aku melakukan interview.
Beberapa setelah interview. Akhir Maret 2018 pengumuman 10 besar lolos dirilis pada website iicc.co.id Allahualam ini jalan Allah. USAHA TAK PERNAH MENGHIANATI HASIL. Aku dinyatakan lolos dengan kategori “full-funded” syukur tiada henti aku ucapkan. Impianku yang selama ini aku rasa berat akhirnya terwujud. Aku benar benar percaya kekuatan doa , impian dan usaha. Semua tak pernah berkhianat selama berserah diri pada Allah. Akhir April 2018 dengan ijin Allah aku menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di luar negeri yaitu Malaysia bersama program IICC.
Bersama Mahasiswa USIM-Foto koleksi pribadi


USIM -Foto koleksi pribadi
IIUM - Foto koleksi pribadi



You Might Also Like

0 komentar